Kamis, 04 April 2013

MENGGALI DIRI, MENGATASI KEGALAUAN

Kenali Nilai Diri untuk Meraih Keberhasilan Hidup

Tidak banyak orang yang mengetahui nilai dirinya – istilahnya self value. Nilai diri adalah hal-hal yang kita paling kita hargai dalam hidup. Bentuknya dalam satu kata sifat atau benda, misalnya: keluarga, kerjasama, sinergi, persahabatan, kerja keras, dll.

Nilai diri ini mempengaruhi situasi hidup kita. Sebagai contoh, jika nilai diri Anda adalah keluarga, pastinya kemana pun Anda pergi Anda akan selalu kembali ke keluarga. Bagi Anda, keluarga adalah nomor satu. Uang yang Anda hasilkan dari pekerjaan akan Anda berikan sepenuhnya pada keluarga. Anda pun akan cemas jika ada sesuatu yang mengancam kestabilan keluarga Anda.

Mengelola Nilai Diri

Namun ada satu hal yang Anda harus perhatikan. Nilai diri ini perlu DIKELOLA sesuai TUJUAN agar tidak keluar konteks.
Sebagai ilustrasi, bila kita perhatikan kawanan geng motor menganut nilai kerjasama. Buktinya mereka sangat kompak ketika ada anggotanya yang diserang. Mereka tidak akan sungkan-sungkan mengejar dan mencederai orang lain yang tak bersalah. Dari sini terlihat bahwa nilai kerjasama digunakan untuk tujuan merusak, bukannya tujuan yang bermanfaat.

Artinya sebuah nilai bersifat netral. Tergantung tujuannya, ia bisa kita pakai untuk merusak atau membangun. Sedemikian powerful kekuatannya sehingga kita perlu punya kejelasan tentang tujuan apa yang ingin kita capai dengan nilai diri yang kita miliki.

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Bagaimana Caranya Mengetahui Nilai Diri?

Amati situasi hidupmu. Perhatikan juga perilakumu. Jika Anda seorang pebisnis yang kesulitan mendapatkan profit, perhatikan perilaku Anda terhadap pelanggan, mitra bisnis, karyawan, barang yang dijual, dan uang. Apakah perilaku Anda sudah sesuai dengan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Dari situ Anda bisa menggali nilai-nilai yang selama ini Anda anut tanpa sadar.

Setiap orang sudah pasti punya nilai diri. Baik disadari atau tidak. Jumlahnya mungkin lebih dari satu.

Nilai diri ini perlu dikelola. Sebagus apapun sebuah nilai, jika tidak kita kaitkan dengan tujuan yang ingin kita capai maka hasil yang diperoleh tidak akan maksimal. Ini pula yang dikemudian hari menciptakan kegalauan di hati. Galau merupakan tanda adanya ketidakselarasan antara nilai diri dengan perilaku yang ditampilkan.

Kuncinya satu, tetapkan tujuan Anda. Galilah nilai diri Anda yang mendukung tujuan tersebut. Lantas buat komitmen untuk menjalankan perilaku yang sesuai.

Selamat menggali nilai diri!
Oleh : Azhar Rohmadi  
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
zhar.destiny@gmail.com  




MENDAPAT sebutan kota pelajar, Kota Malang menyediakan fasilitas yang sangat mendukung untuk menunjang julukan tersebut. Universitas terkemuka berada di Malang, perpustakaan umum dengan desain modern yang koleksi bukunya cukup lengkap, toko-toko buku besar dan kecil mudah ditemui. Hingga bursa dan pasar buku pun mudah dicari. Salah satunya adalah pasar buku Wilis. Di sinilah surga bagi pemburu buku berkantong cekak.

Berlokasi di Jalan Simpang Wilis Malang, pasar buku murah ini menyediakan kebutuhan masyarakat akan ilmu melalui penjualan buku-buku dan majalah-majalah bekas. Pasar buku bekas atau buku loakan ini dulu terletak di Jalan Majapahit. Di sepanjang Jalan Majapahit yang dulu oleh masyarakat setempat disebut dengan Blok-M tersebut berjajar dan berdesak-desakan lapak-lapak semi permanen menjual ribuan buku bekas berbahasa Belanda, Inggris, Jerman, dan Indonesia ejaan lama. Setiap hari ratusan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum berburu buku-buku bekas dengan berharga murah dibanding buku asli yang masih baru.

Sedikitnya ada 20 lapak yang menjual aneka ragam buku di pasar buku Wilis ini. Hampir semua buku yang dijual dipatok miring. Beberapa buku-buku bekas ini kondisinya masih layak meski terlihat kumal atau bahkan sampulnya termakan usia. Namun isi buku tersebut rata-rata dalam kondisi layak. Beberapa majalah luar negeri seperti Time, Newsweek, Reader’s Digest, National Geographic edisi lama bisa dijumpai. Selain dijual dengan harga di bawah harga toko, bahkan masih bisa ditawar. Jadi, sebaiknya Anda jeli jika memilih dan menawarnya.

Ada pemandangan aneh di psar buku murah Wilis yang membuat saya miris, terlihat tumpukan tesis dan skripsi karya mahasiswa dari beberapa universitas dijual bebas di sana. Memang tesis dan skripsi tersebut sudah berumur 10 tahun, namun seyogianya tesis-tesis tersebut tak tertumpuk layaknya barang bekas di pasar buku seperti ini. Sayang bukan? - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/04/04/yuk-berburu-buku-murah#sthash.e8DS3dlH.dpuf
Oleh : Azhar Rohmadi  
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
zhar.destiny@gmail.com  




MENDAPAT sebutan kota pelajar, Kota Malang menyediakan fasilitas yang sangat mendukung untuk menunjang julukan tersebut. Universitas terkemuka berada di Malang, perpustakaan umum dengan desain modern yang koleksi bukunya cukup lengkap, toko-toko buku besar dan kecil mudah ditemui. Hingga bursa dan pasar buku pun mudah dicari. Salah satunya adalah pasar buku Wilis. Di sinilah surga bagi pemburu buku berkantong cekak.

Berlokasi di Jalan Simpang Wilis Malang, pasar buku murah ini menyediakan kebutuhan masyarakat akan ilmu melalui penjualan buku-buku dan majalah-majalah bekas. Pasar buku bekas atau buku loakan ini dulu terletak di Jalan Majapahit. Di sepanjang Jalan Majapahit yang dulu oleh masyarakat setempat disebut dengan Blok-M tersebut berjajar dan berdesak-desakan lapak-lapak semi permanen menjual ribuan buku bekas berbahasa Belanda, Inggris, Jerman, dan Indonesia ejaan lama. Setiap hari ratusan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum berburu buku-buku bekas dengan berharga murah dibanding buku asli yang masih baru.

Sedikitnya ada 20 lapak yang menjual aneka ragam buku di pasar buku Wilis ini. Hampir semua buku yang dijual dipatok miring. Beberapa buku-buku bekas ini kondisinya masih layak meski terlihat kumal atau bahkan sampulnya termakan usia. Namun isi buku tersebut rata-rata dalam kondisi layak. Beberapa majalah luar negeri seperti Time, Newsweek, Reader’s Digest, National Geographic edisi lama bisa dijumpai. Selain dijual dengan harga di bawah harga toko, bahkan masih bisa ditawar. Jadi, sebaiknya Anda jeli jika memilih dan menawarnya.

Ada pemandangan aneh di psar buku murah Wilis yang membuat saya miris, terlihat tumpukan tesis dan skripsi karya mahasiswa dari beberapa universitas dijual bebas di sana. Memang tesis dan skripsi tersebut sudah berumur 10 tahun, namun seyogianya tesis-tesis tersebut tak tertumpuk layaknya barang bekas di pasar buku seperti ini. Sayang bukan? - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/04/04/yuk-berburu-buku-murah#sthash.e8DS3dlH.dpuf
Oleh : Azhar Rohmadi  
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
zhar.destiny@gmail.com  




MENDAPAT sebutan kota pelajar, Kota Malang menyediakan fasilitas yang sangat mendukung untuk menunjang julukan tersebut. Universitas terkemuka berada di Malang, perpustakaan umum dengan desain modern yang koleksi bukunya cukup lengkap, toko-toko buku besar dan kecil mudah ditemui. Hingga bursa dan pasar buku pun mudah dicari. Salah satunya adalah pasar buku Wilis. Di sinilah surga bagi pemburu buku berkantong cekak.

Berlokasi di Jalan Simpang Wilis Malang, pasar buku murah ini menyediakan kebutuhan masyarakat akan ilmu melalui penjualan buku-buku dan majalah-majalah bekas. Pasar buku bekas atau buku loakan ini dulu terletak di Jalan Majapahit. Di sepanjang Jalan Majapahit yang dulu oleh masyarakat setempat disebut dengan Blok-M tersebut berjajar dan berdesak-desakan lapak-lapak semi permanen menjual ribuan buku bekas berbahasa Belanda, Inggris, Jerman, dan Indonesia ejaan lama. Setiap hari ratusan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum berburu buku-buku bekas dengan berharga murah dibanding buku asli yang masih baru.

Sedikitnya ada 20 lapak yang menjual aneka ragam buku di pasar buku Wilis ini. Hampir semua buku yang dijual dipatok miring. Beberapa buku-buku bekas ini kondisinya masih layak meski terlihat kumal atau bahkan sampulnya termakan usia. Namun isi buku tersebut rata-rata dalam kondisi layak. Beberapa majalah luar negeri seperti Time, Newsweek, Reader’s Digest, National Geographic edisi lama bisa dijumpai. Selain dijual dengan harga di bawah harga toko, bahkan masih bisa ditawar. Jadi, sebaiknya Anda jeli jika memilih dan menawarnya.

Ada pemandangan aneh di psar buku murah Wilis yang membuat saya miris, terlihat tumpukan tesis dan skripsi karya mahasiswa dari beberapa universitas dijual bebas di sana. Memang tesis dan skripsi tersebut sudah berumur 10 tahun, namun seyogianya tesis-tesis tersebut tak tertumpuk layaknya barang bekas di pasar buku seperti ini. Sayang bukan?

- See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/04/04/yuk-berburu-buku-murah#sthash.e8DS3dlH.dpuf

0 komentar:

Posting Komentar